Borneopost.co, Yogyakarta – Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Kamis. Gunung ini tercatat meluncurkan guguran lava sebanyak 15 kali dengan jarak luncur maksimum mencapai 1,8 kilometer ke arah Kali Bebeng.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, dalam keterangan resminya, Kamis, menyebutkan bahwa pengamatan pada pukul 00.00 hingga 06.00 WIB mendeteksi guguran lava tersebut mengarah ke barat daya. “Sebanyak 15 kali guguran lava terlihat meluncur dengan jarak maksimum 1.800 meter ke arah Kali Bebeng,” ujarnya.
Selama pengamatan tersebut, Gunung Merapi juga mengalami 21 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-34 mm selama durasi 69,84 hingga 180,4 detik, serta dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-5 mm yang berlangsung selama 5,8-5,92 detik.
Pada hari sebelumnya, Rabu (1/5), Gunung Merapi dilaporkan meluncurkan enam guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1,7 kilometer. Berdasarkan laporan BPPTKG periode 19-25 April 2024, aktivitas guguran lava telah menyebabkan perubahan pada morfologi kubah barat daya, sementara kubah tengah relatif stabil. Analisis foto udara per 30 Maret 2024 menunjukkan volume kubah barat daya mencapai 2.054.600 meter kubik, sedangkan kubah tengah tercatat sebesar 2.358.200 meter kubik.
Agus menegaskan bahwa status Gunung Merapi tetap berada pada Level III atau Siaga. BPPTKG mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas apa pun di zona potensi bahaya, mengingat potensi ancaman dari guguran lava dan awan panas.
Potensi bahaya guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi meliputi sektor selatan-barat daya, termasuk aliran Sungai Boyong dengan jarak maksimal lima kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga tujuh kilometer. Pada sektor tenggara, potensi bahaya mencakup area sepanjang Sungai Woro hingga tiga kilometer dan Sungai Gendol hingga lima kilometer. Selain itu, material vulkanik yang terlontar akibat letusan eksplosif dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak.
Dengan aktivitas yang terus meningkat, masyarakat di sekitar Gunung Merapi diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari otoritas terkait demi keselamatan bersama.