Diarpus Kaltim Dorong Program Relima di Bumi Etam

redaksi
23 Jul 2025
Share

Borneopost.co, Samarinda – Balai Pustaka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur (DPK Kaltim) menjadi saksi penting dalam advokasi program Relawan Literasi Masyarakat (Relima). Kegiatan ini menandai dukungan resmi DPK Kaltim terhadap inisiatif nasional yang digagas oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Program ini bertujuan mendorong pemerataan dan peningkatan budaya literasi di Bumi Etam, khususnya di tiga wilayah strategis: Kota Balikpapan, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Relima adalah program nasional yang diinisiasi oleh Perpusnas RI sebagai wadah penghubung antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya menciptakan Indonesia yang lebih literat. Program ini melibatkan relawan yang tersebar di berbagai daerah untuk menggerakkan budaya membaca, meningkatkan kecakapan literasi, dan mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan, terutama perpustakaan desa yang menjadi ujung tombak literasi di masyarakat.

Sementara, Budi Utomo, Koordinator Relima Kalimantan Timur, menegaskan bahwa misi utama Relima adalah edukasi masyarakat mengenai pentingnya literasi sebagai kunci untuk membuka peluang kehidupan yang lebih baik.

“Kami menyasar masyarakat umum, anak-anak, dan keluarga. Fokus utama adalah memastikan perpustakaan desa di wilayah tersebut dapat dioptimalkan sebagai pusat literasi yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan warga,” ujarnya, pada Selasa (22/7/25).

Relima berupaya menjangkau wilayah yang strategis dan memiliki potensi besar untuk peningkatan literasi. Kota Balikpapan sebagai pusat ekonomi dan pendidikan, serta Kabupaten Paser dan Kutai Kartanegara yang memiliki kekayaan budaya dan sumber daya alam, menjadi titik fokus untuk mengembangkan budaya baca dan kecakapan literasi masyarakat yang berkelanjutan.

Disamping itu, Kepala DPK Kaltim, Endang Effendi dan pejabat fungsional pustakawan Kusiatun, yang melihat Relima sebagai energi baru dalam memperluas jangkauan literasi, khususnya di wilayah yang masih menghadapi tantangan akses informasi.

Pihaknya, mengatakan Relima memiliki peran strategis karena pendekatannya langsung ke masyarakat. Program ini tidak hanya sekadar menyediakan buku atau fasilitas perpustakaan, melainkan juga membangun kesadaran dan minat baca dengan cara yang lebih personal dan inklusif. 

“Pendekatan ini memungkinkan Relima menjadi motor penggerak literasi dari akar rumput”, ucapnya.

Tak hanya itu, Rumana, Pustakawan Ahli Madya dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur, menuturkan Relima berperan sebagai jembatan yang menghubungkan kebutuhan masyarakat dengan layanan perpustakaan yang ada. Perpustakaan desa sering kali menghadapi tantangan dalam menjangkau dan melayani masyarakat secara optimal, khususnya di daerah yang memiliki akses terbatas terhadap sumber daya literasi. Relima hadir untuk mengatasi kesenjangan ini dengan menjadi penggerak aktif di lapangan.

“Relima tidak hanya menyebarkan budaya membaca, tetapi juga menguatkan fungsi perpustakaan sebagai ruang belajar komunitas yang inklusif. Fungsi ini sangat penting untuk memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, dan lansia, untuk mengakses informasi dan pengetahuan”, pungkasnya. (*)