BPS Kaltim Catat Ada Inflasi Juli 2024 di Wilayahnya

borneopost
3 Agu 2024
Share
foto : Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana.

Borneopost.co, Samarinda – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur mencatat tingkat inflasi di wilayah ini mencapai 2,18 persen pada Juli 2024, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,76 persen. Inflasi ini dipengaruhi oleh beberapa kelompok pengeluaran yang menjadi kontributor utama.

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menyampaikan bahwa tiga kelompok pengeluaran utama memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi. “Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang inflasi sebesar 4,68 persen, diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,54 persen, serta kelompok kesehatan dengan kontribusi sebesar 0,29 persen,” ujar Yusniar di Samarinda, Sabtu.

Selain itu, beberapa kelompok lain turut menyumbang inflasi, meskipun dengan angka yang lebih kecil. Kelompok pakaian dan alas kaki mencatat inflasi sebesar 1,90 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,40 persen, serta kelompok transportasi sebesar 0,61 persen. Sementara itu, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami inflasi 1,89 persen, kelompok pendidikan 1,13 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,16 persen.

Namun, tidak semua kelompok mencatatkan peningkatan. Dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks, yakni kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, masing-masing turun sebesar 0,36 persen.

Dari perspektif geografis, inflasi terjadi di seluruh wilayah Kalimantan Timur, dengan Kabupaten Berau mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,58 persen. Kota Balikpapan menyusul dengan inflasi 2,28 persen, diikuti Samarinda sebesar 2,06 persen, dan Penajam Paser Utara mencatat inflasi terendah sebesar 1,71 persen.

Yusniar menambahkan bahwa tren inflasi ini mencerminkan dinamika harga di berbagai sektor pengeluaran di Kalimantan Timur. “Kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak untuk menjaga stabilitas harga, terutama pada kelompok-kelompok pengeluaran yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat,” tutupnya.

Dengan pemantauan ketat dan kebijakan yang tepat, diharapkan inflasi dapat dikendalikan untuk mendukung stabilitas ekonomi di Kalimantan Timur.